Powered By Blogger
00.27

Karl Marx

Nama lengkapnya Karl Heinrich Karl Marx. Lahir pada tanggal 5 Mei 1818 M di kota Trier–Prusia sebelah perbatasan barat Jerman. Karl Marx dilahirkan di tengah-tengah keluarga Yahudi. Ayahnya, Heinrich Marx adalah seorang pengacara Yahudi, tekanan dari pemerintah Prusia, pada akhirnya membuat keluarganya pindah agama dari penganut Yahudi menjadi Kristen Protestan. Dia pernah menjadi mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas Bonn dan melanjutkan studi filsafat di Universitas Berlin.

Komunisme
Karl Mark dengan teori konflknya, menyoroti masyarakat manusia sebagai sebuah proses perkembangan yang akan menyudahi konflik melalui konflik. Dan akhirnya akan membentuk suatu masyarakat tanpa kelas, bebas konflik dan kreatif. Yang dimaksud Marx dengan komunisme bukanlah sebuah kapitalisme negara, jadi dimana hak milik diadministrasikan oleh negara. Marx mengatakan bahwa hanya pada permulaan, sosialisasi berarti nasionaliasasi- jadi negara mengambil alih hak milik pribadi.
Ciri-ciri masyarakat komunis adalah penghapusan hak milik pribadi atas alat-alat produksi penghapus adanya kelas-kelas sosial, menghilangnya negara, penghapusan pembagian kerja. Kelas-kelas tidak perlu dihapus secara khusus sesudah kelas kapitalis ditiadakan karena kapitalis sendiri sudah menghapus semua kelas, sehingga hanya tinggal proletariat. Itulah sebabnya revolusi sosialis tidak akan menghasilkan mesyarakat dengan kelas atas dan kelas bawah.
Marx mempergunakan istilah sosialisme dan komunisme dalam arti yang sama, yaitu keadaan masyarakat sesudah penghapusan hak milik pribadi atas alat-alat produksi. Langkah pertama adalah kediktatoran proletariat dan sosialisme negara, lalu sesudah kapitalisme dihancurkan, negara semakin kehilangan fungsinya. Sosialisme tercapai apabila tidak ada lagi sedangkan negara komunis yang dimaksud Marx adalah bahwa negara bukan hanya menghilang bahkan menjadi maha kuasa.

Teori Materialisme Historis
Dalam teori Materialisme Historisnya, Karl Marx menyatakan bahwa sistem kepemilikan adalah suatu keniscayaan dalam sistem sosial masyarakat. Dalam teori tersebut Karl Marx menyatakan bahwa perkembangan sistem sosial masyarakat berlangsung dalam lima tahap. Pertama tahap masyarakat komunal primitif yang belum mengenal sistem kepemilikan. Kedua, tahap pembagian kerja dan munculnya kepemilikan. Ketiga tahap terbentuknya masyarakat feodalisme. Keempat, tahap terbentuknya masyarakat kapitalime. Kelima, tahap akhir dari perkembangan sistem sosial masyarakat yakni sosialis-komunis.
Lima tahap perkembangan masyarakat tersebut merupakan penafsiran Karl Marx dari sudut ekonomi dalam relasi hubungan produksi dan kekuatan produksi yang tercermin dalam dinamika basis (infrastruktur) dan bangunan atas (suprastruktur). Menurut Karl Marx, di bawah sistem kepemilikan buruh-proletariat mengalami nasib yang tragis yang tercermin dalam eksploitasi dan Alienasi. Aksploitasi merupakan logika kapitalis dalam meningkatkan keuntungan atau modal. Indikasi akan hal ini adalah di tandai oleh sistem upah Subssitensi. Sedangkan alienasi (keterasingan) adalah bentuk ketidak berdanyaan buruh proletariat dalam mengontrol hasil produksinya.
Oleh karena itu satu satunya cara untuk mengatasi problem tersebut adalah dengan penghapusan kepemilikan, sebab bagi Karl Marx akar permasalahannya terletak dalam sistem kepemilikan tersebut. Penghapusan tersebut, selanjutnya Karl Marx menawarkan konsep kepemilikan bersama yang dioperasionalisasikan oleh kaidah “ from each according to his ability, to each according to his need”(setiap orang berdasarkan atas kemampuannya, dan bagi setiap orang berdasar atas kebutuhannya).

Teori Pembagian Kerja
Karl Marx menggambarkan revolusi menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah revolusi yang dipelopori oleh golongan Borjuis yang hendak menghancurkan feodal. Setelah feodal runtuh ternyata tidak menyingkirkan antagonisme kelas itu, tetapi malah ia memunculkan kelas-kelas baru, kondisi baru untuk melakukan tekanan, bentuk-bentuk baru persaingan dengan menggantikan yang lama. Yaitu terbentuk dua kelas, kaum borjuis dan proletar. Kaum borjuis memiliki sarana-sarana kerja atau alat-alat produksi, sedangkan kaum proletar hanya memiliki tenaga kerja mereka sendiri. Oleh karena kelas-kelas pemilik begitu berkuasa. Misalnya para pemilik tanah mengontrol para buruh tani. Itu berarti bahwa para pemilik dapat menghisap tenaga kerja para pekerja, jadi mereka hidup dari penghisapan tenaga mereka yang harus bekerja. Kelas-kelas pemilik merupakan kelas-kelas atas dan kelas-kelas pekerja merupakan kelas-kelas bawah dalam masyarakat.
Tahap kedua adalah revolusi yang dilakukan oleh kelas pekerja dalam menghancurkan golongan borjuis. Dengan makin berkembangnya industri, para pemilik alat produksi semakin banyak menerapkan pembagian kerja dan memakai mesin sebagai pengganti buruh sehingga persaingan mendapat pekerjaan di kalangan buruh semakin bertambah jumlahnya. Kemudian ia berkumpul dalam kumpulan yang tambah besar, kekuatannya berkembang dan ia merasakan kekuatannya yang bertambah itupun mulai membentuk kombinasi (organisasi buruh) melawan borjuis. Di sana-sini pertentangan berkobar dan berkembang menjadi kerusuhan. Dan akhirnya terbentuk masyarakat komunis yang dicirikan penghapusan hak milik pribadi atas alat-alat produksi, menghilangnya negara, penghapusan pembagian kerja, penghapusan adanya kelas-kelas sosial, sehingga hanya tinggal proletariat. Itulah sebabnya revolusi sosialis tidak akan menghasilkan mesyarakat dengan kelas atas dan kelas bawah.

Perbedaan-perbedaan yang tercipta pada masyarakat modern membuat pembagian-pembagian dalam lapangan kerja. Lapangan pekerjaan dibagi menurut bakat dan minat masing-masing individu. Sehingga terjadi saling ketergantungan antar individu dalam memenuhi kebutuhannya. Diferensiasi sosial tersebut lama-lama berkembang menjadi stratifikasi sosial yang didasarkan pada kekayaan, kekuasaan, dan prestise. Kemudian tercipta kelas-kelas sosial seperti yang dijelaskan Karl Marx. Anggota masyarakat yang berada di golongan bawah berusaha memperoleh kekayaan dan kekuasaan. Sedangkan golongan atas berusaha mempertahankannya. Maka akan timbul konflik antar kelas.

Daftar Pustaka
Kusumandaru, Ken Budha. 2004. Karl Marx, Revolusi, dan Sosialisme. Yogyakarta: Resist Book

0 komentar:

Posting Komentar

Visitors Counter

Website counter